Beberapa jenis hama dan penyakit patogen pohon pepaya dapat menggagalkan panen. Karena itu, petani harus mencegah timbulnya hama sedini mungkin, pengendalian gulma biasanya dilakukan bersamaan dengan pembumbunan tanah dan pemupukan karena tidak ada gulma yang terlalu membahayakan pohon pepaya.
Pengendalian hama biasanya dengan melindungi persemaian pepaya dari gangguan hama, melakukan pengaturan jarak tanam dan penyemprotan dengan insektisida serta pemusnahan pepaya dan daun pepaya yang sudah terserang hama, untuk mencegah penularan pada pohon pepaya lainnya.
Pencegahan dan Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan pestisida, yang bertujuan untuk membasmi serangga vektornya. Hal itu disebabkan sampai saat ini, tidak ada pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh menteri pertanian yang dapat mematikan virus. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit pada tanaman pepaya diantaranya :
- Melakukan pemupukan yang berimbang.
- Menanam varietas pepaya yang tahan penyakit.
- Menggunakan bibit tanaman yang sehat dan bukan berasal dari daerah yang terserang penyakit.
- Melakukan rotasi atau pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang virus. Keefektifan rotasi ini hanya terjadi bila dilakukan serentas dengan luas lahan yang sebesar-besarnya.
- Melakukan sanitasi lingkungan, denan cara membasmi gulma terutama dari jenis babadotan, gulma bunga kancing dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus.
- Penggunaan mulsa jerami untuk mengurangi infestasi serangga penghisap daun.
- Deteksi dini pada tanaman pepaya yang sakit. Tanaman pepaya yang menunjukkan gejala suatu penyakit segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang sehat.
- Untuk mendukung keberhasilan usaha pengendalian penyakit pada tanaman pepaya, diperlukan peran aktif para petani dalam mengamati atau memantau kebun dan pengendaliannya dimulai pada saat pembibitan sampai pemanenan agar diketahui lebih dini timbulnya gejala penyakit dan persebarannya dapat dicegah.
Kerusakan Tanaman Pepaya Akibat Kelebihan Air
Sebagian besar organ tanaman sayuran banyak yang bersifat sukulen atau mempunyai kandungan air yang tinggi. Karena air hujan mengandung cukup banyak nitrogen, bebrapa bagian pohon cenderung lebih mudah pecah di waktu hujan. Contohnya adalah pecahnya batang tanaman melon, pecahnya buah semangka dan kubis.
Pada saat tanaman kebanyakan air akan muncul gejala layu karena tanaman keracunan nitrogen. Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Air yang merendam tanah akan memenuhi seluruh rongga udara di dalam tanah, sehingga menyebabkan kebutuhan oksigen akar tidak terpenuhi. Apabila kondisi cukup oksigen, nitrogen tersedia bagi tanaman dalam bentuk NH4 atau NO3. Adapun pada kondisi anaerob atau tergenang air, ion-ion nitrogen tereduksi menjadi NO2 yang sangat beracun bagi tanaman.
Sebagian besar tanaman sangat peka terhadap kebanyakan air. Akibat terlalu melimpahnya jumlah air dalam tanah dapat menyebabkan rendahnya daya dukung tanah terhadap tegaknya tanaman. Hal tersebut sering terjadi pada kasus robohnya tanaman akibat hujan angin meskipun tanaman sudah ditopang.
Gangguan lain yang disebabkan oleh limpahan air hujan adalah mengganggu keseimbangan unsur hara yang ada di dalam tanah. Bentuknya dapat berupa kerontokan bunga dan buah serta turunnya mutu buah, khususnya dalam rasa manis buah. Drainase merupakan teknik budidaya palingpopuler yang bertujuan untuk mengurangi kelebihan air yang ada di dalam tanah.
Pembuatan saluran drainase dapat dilakukan dengan dua macam cara, yang pertama adalah membuat saluran drainase di atas permukaan tanah atau bisa juga dengan membuat saluran drainase di bawah permukaan tanah. Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi genangan, mencegah kejenuhan air atau kondisi arutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat-zat yang ditambahkan ke dalamnya dan mempercepat aliran ke arah pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Sistem drainase ini dengan cara parit-parit pemasukan dan pembuangan air yang berada di dalam petak penanaman, termasuk parit yang ada di antara bedeng penanaman.
Saluran drainase yang dibuat di bawah permukaan bertujuan untuk memindahkan kelebihan air di dalam tanah. Sistem drainase ini cukup baik untuk menurunkan tingginya kandungan air, baik karena crah hujan, air irigasi permukaan, limpasan dari dataran yang lebih tinggi dan air resapan. Anda bisa membuat berbagai macam variasi drainase, seperti gorong-gorong, drainase batu, drainase kotak atau yang terbuat dari bambu.
Kerusakan Akibat Meningkatnya Perkembangan Penyakit
Datangnya musim hujan, selain memberikan persediaan air yang cukup bagi tanaman pepaya, juga memberikan dampak negatif berupa lingkungan udara yang lembap. Tigkat kelembapan yang tinggi akan memicu percepatan perkembangan jamur maupun bakteri. Tidak hanya jamur dan bakteri yang menguntungkan yang hidup secara pesat dalam keadaan ini, melainkan juga jamur dan bakteri yang merugikan. Akibatnya resiko serangan penyakit pada tanaman pepaya menjadi lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.
Adanya penyakit pada tanaman pepaya tentu merugikan, karena selain mengurangi produktivitas maupun kualitas pepaya yang dihasilkan, juga bisa menyebabkan kegagalan panen. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan kultur teknis, fisik mekanis, cara biologi dan cara kimiawi.
a. Pengendalian secara teknik
- Pengolahan tanah yang baik dan benar sehingga bisa mengurangi bibit penyakit pepaya yang ada di dalam tanah.
- Penggunaan benih dari varietas pepaya unggul yang tahan penyakit, bermutu dan sehat.
- Menggunakan praktek penanaman berjarak, berpola dan pemilihan waktu tanam pepaya yang tepat.
- Pemupukan tanaman pepaya yang berimbang sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
- Pengaturan drainase atau tata letak air.
- Penanaman tanaman perangkap atau pengikat hama.
Sanitasi yang baik. - Pemusnahan gulma dengan cara membakar tanaman tersebut.
b. Pengendalian secara mekanik
- Sanitasi dan eradikasi selektif terhadap tanaman pepaya yang terserang penyakit.
- Sanitasi terhadap pertumbuhan tanaman pengganggu yang kemungkinan menjadi tanaman inang lain dari penyakit.
- Pengambilan kelompok telur, larva atau imago vektor virus dari tanamans ecara langsung.
- Pemasangan perangkap likat kuning untuk menangkap kutu kebul serta likat putih untuk menangkap hama trips dan kutu daun.
- Dengan penggunaan kain kasa atau kelambu, baik di bedengan persemaian maupun di lapangan.
c. Pengendalian biologi
Pemanfaatan musuh alami dan agens hayati lainnya yang sangat spesifik sehingga dapat mengendalikan populasi hama tanaman pepaya.
d. Aplikasi pestisida
Cara kimiawi dalam hal menekap populasi hama dan penggunaan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan oleh menteri pertanian.