Pengendalian Hama dan Penyakit Jangkrik

hama jangkrikJangkrik yang hidup di alam bebas atau yang diudidayakan tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit. Sejak dari proses peneluran sampai dengan pembesaranan hama jangkrik telah mengintai para pembudidaya.

Pengendalian Hama Jangkrik

Hama yang sering menyerang telur jangkrk adalah semut yang hidup di dalam tanah. Telur telur jangkrik yang nrmal dan tidak diserang oleh hama,  biasanya setelah beberapa waktu (13 hari) di dalam tanah akan menetas menjadi anak anak jangkrik (nimfa). Anak ana jangkrik yang baru menetas tersebut akan keluar dari dalam tanah dan menyebar ke seluruh permukaan tanah.

Anak anak jangkrik yang baru menetas dan keluar dari dalam tanah tersebut sering diserang dan dimakan oleh segerombolan hama semut hitam. Sedangkan hama jangkrik yang sering menyerang jangkrik yang sudah besar (Jwtelendho) adalah kadal, cecak, tokek, ayam, semut hutan, ular dan jenis burung yang suka memakan serangga.

Jangkrik yang hidup di kotak penangkaran juga tidak luput dari serangan hama. Hama yang sering menyerang jangkrik yang ada di dalam kotak penangkaran adalah cecak, tokek, tikus, laba laba, kecokak dan semut. Hewan piaraan pun sering menjadi hama yang menyerang jangkrik dalam penangkaran, misalnya ayam yang berkeliaran di seputar kotak penangkaran.

Pengendalian hama jangkrik dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini

  1. Kaki kotak penangkaran diberi alas mangkuk yang diisi minyak tanah atau olie bekas agar semut atau serangga lain yang merayap di tanah tidak dapat naik dan masuk ke dalam kotak penangkaran.
  2. Kotak penangkaran diletakkan agak jauh dari dinding bangunan (dinding rumah) minimal selebar kotak itu sendiri. Dengan demikian, cecak, tokek atau serangga lain yang sering merayap pada dinding bangunan tidak dapat merambat ke kotak penangkaran jangkrik.
  3. Pintu atau tutup kotak penangkaran dibuat yang rapat agar hewan / binatang pemangsa jangkrik tidak dapat masuk ke dalamnya.
  4. Kotak penangkaran yang berlubang ditutup dengan dempul agar binatang hama tidak dapat masuk ke dalamnya.
  5. Kasa strimin yang digunakan untuk tutup atau ventilasi diusahakan yang berlubang kecil agar hama jangkrik tidak dapat masuk ke dalamnya.

Pengendalian Penyakit Jangkrik

Penyakit yang sering menyerang di dalam budidaya jangkrik umumnya berkaitan erat dengan ventilasi udara, kebersihan kotak penangkaran dan pengaruh makanan. Jangkrik yang kekurangan oksigen akan mati lemas, misalnya jumlah jangkrik dalam satu kotak pembesaran terlalu banyak. Jika lubang ventilasi udara kurang lebar maka udara yang masuk melalui lubang tersebut sedikit sehingga kebutuhan oksigen untuk anak jangkrik tidak tercukupi. Di samping itu, udara dalam kotak menjadi panas karena sisa sisa pembakaran tubuh jangkrik yang berwujud uap air sehingga kondisi kotak menjadi pengap. Apabila masalah tersebut di atas tidak segera diatasi, maka sedikit demi sedikit anak jangkrik yang ada di dalam kotak penangkaran akan mati dan anak jangkrik yang hidup pun menjadi kurang sehat.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, lubang ventilasi harus dibuat yang cukup lebar pada kedua sisi kotak (muka belakang atau sisi kiri kanan). Letakkan kotak tersebut dengan jarak kurang lebih 60 cm dari dinding agar udara dapat mengalir dengan lancar. Cara lain untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membuka tutup kotak dua kali sehari (pagi dan sore) untuk diangin anginkan lebih kurang 30 menit agar kebutuhan oksigen anak jangkrik terpenuhi.

Kasus kematian lain yang dialami oleh jangkrik dalam penangkaran adalah kurangnya kebersihan kotak dan makanan yang diberikan. Kotak penangkaran yang kotor dapat mengundang berbagai jenis jamur dan bibit penyakit yang dapat menyerang jangkrik. Makanan yang kotor, kurang bergizi dan terkontaminasi oleh obat obatan pertanian (pestisida) dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan jangkrik. Tanda tanda jangkrik yang terserang penyakit adalah mencret, kotoran bau dan bangkai jangkrik mudah membusuk serta berair. Itu semua sebagai pertanda bahwa makanan yang dikonsumsi jangkrik tidak sehat atau mengandung obat pembunuh serangga (insektisida) atau kondisi kota pembesaran jarang dibersihkan.

Pengendalian penyakt yang sering menyerang jangkrik di dalam kotak penangkaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  1. Ventilasi kotak penangkaran dibuat yang cukup besar agar sirkulasi udara dalam kotak berjalan lancar sehingga kebutuhan oksigen bagi jangkrik terpenuhi.
  2. Kotak penangkaran secara berkala dibersihkan dari segala macam otoran yang dapat mengundang berbagai jenis penyakit dan jamur. embersihan kotak penangkaran dilakukan minimal tiga hari sekali.
  3. Makanan yang diberikan dicuci bersih untuk menghilangkan semua kotoran dan bibit penyakit yang menempel pada makanan tersebut, termasuk untuk membersihkan residu obat obat pertanian (pestisida). Tempat makanan dibersihkan minimal tiga hari sekali.

Leave a Reply