Tugas petani adalah untuk memastikan tanaman yang dirawatnya agar dapat tumbuh dengan nyaman. Petani menyadari benar meskipun bertani juga dapat dipahami memanipulasi lingkungan hidup tanaman agar memberikan hasil bagi manusia, tapi tidak serta membuat kita bisa berbuat hal yang sama kepada semua tanaman. Ya, benar anda bisa melakukan intervensi namun anda tidak bisa mengubah sebuah lingkungan tumbuh tanaman yang berbeda dari lingkungan aslinya.
Seperti halnya kopi arabika yang daerah asalnya adalah kawasan hutan di datarn tinggi Etiopia. Ketika Belanda membawa tanaman ini ke Indonesia, pemerintah kolonial mencoba menanam di dataran rendah. Pada awalnya berhasil hingga penyakit menyerang dan yang bertahan hanya yang berada di ketinggian lebih dari 1000 m permukaan laut.
Begitu juga dengan kakao yang habitat aslinya adalah hutan tropis yang lembab dan kako tumbuh di bawah pohon pohon yang tinggi, kakao akan stress jika ditanam tanpa naungan. Sehingga tugas petani adalah menciptakan kondisi yang mirip dengan lingkungannya, salah satu contohnya adalah dengan menanam gamal atau kelapa di atas pohon kakao.
Demikian halnya, ketika anda menanam Tanaman Aglaonema. Ada tidak bisa menanam pada lingkungan terbuka yang mendapatkan cahaya matahari penuh, karena tanaman ini tumbuh seperti halnya kakao, di bawah tanaman penaung.
Jadi sebuah lahan tidak serta merta dapat ditanami apapun. Harus dipastika lingkungan penanaman memiliki kemiripan dengan habitat asli dan itulah tugas petani supaya dapat meniru lingkungan asli tanaman tersebut. Ada tanaman yang membutuhkan air yang cukup, ada yang relatif tahan terhadap kondisi kering, bahkan membutuhkan kondisi pencahayaan yang tinggi agar berubah. Ada pula taaman yang tumbuh ideal pada suhu udara yang sejuk. Tanaman memiliki kebutuhan yang berbeda untuk dapat tumbuh secara normal dan berproduksi secara optimal.
Seperti halnya tanaman yang menghasilkan buah naga yang merupakan tanaman asli gurun. Tepatnya sejenis kaktus yang berasal dari Meksiko. Tanaman ini membutuhkan cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38 – 40 C, sehingga tanaman penghasil buah tersebut dapat ditanam di daerah pantai Yogayakarta yang kering dan panas.
Itu sebabnya pemilihan komoditas di setiap daerah juga ditentukan oleh kondisi lingkungan. Seperti halnya petani di Kolaka kemudian menanam kakao dan cengkeh karena kesesuaian dengan ingkungannya. Prosesnya ini juga tidak mudah. Ada yag diintroduksi oleh pemerintah namun juga ada komoditas yang dikembangkan sendiri oleh masyarakat karena ia percaya adanya faktor kesesuaian.