Danau dan waduk merupakan penampung alami dalam pengumpulan unsur nutrisi, bahan padat tersusensi dan bahkan kimia toksik yang akhirnya mengendap di dasarnya. Penampungan bahan-bahan tersebut berlangsung bertahun-tahun bahkan ratusan tahun ada danau alami, sehingga proses pendangkalan tidak dapat dihindarkan.
Pencemaran air lebih mudah terjadi di danau daripada sungai, kontaminasi terjadi dari unsur nutrisi tanaman, minyak, pestisida dan substansi toksik yang dapat merusak kehidupan di dasar danau dan ikan yang hidup di dalamnya. Kondisi hujan asam dan asam dari aliran air yang tumpah ke danau, merupakan masalah serius pada danau dan waduk karena asam dapat tertimbun di dalamnya.
Pencemaran Air Di Danau dan Waduk
Salah satu pencemaran air yang banyak terjadi di danau adalah Eutrofikasi, yang disebabkan banyaknya fosfat dan nitrat yang masuk ke dalam air. Dikutip dari Greenworldglobal, proses eutrofikasi merupakan proses alamiah pada beberapa danau. Tetapi bila terjadi kontaminasi fosfat dan nitrat karena aktivitas manusia yang berlangsung terus-menerus, maka proses eutrofikasi tersebut akan meningkat secara drastis. Kejadian eutrofikasi ini merupakan masalah yang terbanyak ditemukan dalam danau dan waduk, terutama bila danau atau waduk tersebut berdekatan dengan daerah urban atau daerah pertanian.
Danau akan mulai mendangkal dan dipenuhi unsur nutrisi tanaman sehingga ganggang atau tanaman air lainnya (tanaman yang mengambang seperti enceng gondok) akan tumbuh subur terutama di tepi danau. Di samping itu, alga dapat tumbuh dengan cepat, terutama alga yang mengambang, seperti ganggang biru-hijau (blue green algae). Alga tersebut menyebabkan air berubah warna menjadi hijau dan membebaskan suatu substansi yang menyebabkan bau dan rasa air tidak enak, dan juga beraun terhadap hewan air. Hal tersebut juga menyebabkan kadar oksigen terlarut sangat menurun pada daerah permukaan air di tepi danau dan dasar danau sehingga banyak bahan organik seperti alga yang mati tenggelam di dasar danau.
Alga yang mati di dasar danau diuraikan oleh bakteri aerob yang mengambil oksigen dari air, sehingga kadar oksigen terlarut dalam air menjadi sangat menurun. Beberapa jenis ikan akan menderita kekurangan oksigen sehingga banyak spesies ikan yang peka terhadap konsumsi oksigen akan mati. Jika pencemaran air tersebut berlanjut, bagian dasar air akan menjadi kotor dan penuh dengan organisme yang mati. Dalam kondisi ini bakteri anaerob mulai tumbuh subur dan menyebabkan bau yang tidak sedap, yaitu bau hidrogen sulfida (H2S) dan metan (CH4).
Usaha Menanggulangi Pencemaran Air
Dalam usaha penanggulangan pencemaran air dalam danau dan waduh, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu sistem input dan sistem output. Sistem input dilakukan dengan mencegah bahan pencemar masuk ke dalam air danau atau waduk. Sedangkan sistem output dilakukan dengan membersihkan waduh/danau yang tercemar.
Sistem Input
- Menggunakan sarana pengolahan limbah yang baik dan memadai yang dapat menyaring fosfat dari alirah limbah industri atau sarana pengolah limbah lainnya sampai 90%, sebelum air buangannya mengalir ke danau/waduk.
- Menentukan batas limit kandungan fosfat yang diperbolehkan dalam detergen dan digunakan dalam rumah tangga dan bahan pencuci lainnya untuk mengurangi jumlah fosfat yang terbuang dalam sarana pengolahan limbah.
- Mengawasi penggunaan lahan, meningkatkan konservasi tanah, pembersihan jalan-jalan secara teratur untuk mengurangi larutan tanah yang mengandung pupuk, kotoran hewan dan tanah teremar yang terbawa arus air dan mengalir ke danau. Petani diwajibkan menanam pepohonan di perbatasan antara tanahnya dengan danau atau waduk untuk menahan larutan tanah dari lahan mereka yang mengalir ke dalam danau.
- Melindungi dan menjaga lahan sekitar pantai dan danau dengan jalan menanam pohon bakau atau tanaman keras lainnya untuk menyaring bahan pencemar atau unsur nutrisi dari aliran air yang mengalir ke danau.
Sistem Output
- Mengeruk sedimen dari dasar danau untuk mengambil nutrisi yang mengendap bersama alga yang tumbuh subur diatasnya. Hal ini sulit dilakukan terhadap danau/waduk yang luas dan dalam. Hasil kerukan harus dibuang jauh dari lokasi pengerukan dan cukup menyulitkan karena akan mempengaruhi habitat lokasi buangan kerukan tersebut.
- Memanen atau mengambil tanaman air yang tumbuh di dalam danau. Hal ini dapat merusak bentuk kehidupan air. Selain itu, sulit dilakukan pada danau yang luas dan diperlukan biaya yang besar.
- Memberantas pertumbuhan tanaman pengganggu dengan herbisida dan algasida. Hal ini dapat mencemari air danau sehingga membunuh ikan dan tanaman air ainnya.
- Memompa udara ke daam danau dan waduk untuk mencegah kekurangan oksigen dalam air. Tetapi hal ini membutuhkan biaya yang mahal.
- Memberantas spesies ikan yang mencari makan di dasar air seperti ikan karper, karena dapat mengaduk-aduk unsur nutrisi dalam sedimen sehingga unsur nutrisi tersebut tersebar luas dalam danau yang mengakibatkan eutrofikasi.
Penanggulangan pencemaran air dengan sistem input (mencegah masuknya unsur pencemar ke dalam danau) merupakan cara yang paling efektif dan lebih murah biayanya. Jika sekali danau/waduk tercemar, maka selain dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap makhluk hidup disekitarnya, diperlukan pula dana yang cukup besar dan memakan waktu lama untuk membersihkannya kembali.