Salah satu contoh hewan amoeba yang menjadi parasit manusia adaah Naegleria fowleri. Amoeba ini hidup bebas di alam, terutama di air tawar yang menggenang seperti kolam dan danau serta dapat pula ditmeukan di tanah dan tinja. Spesies protozoa ini dapat menjadi patogen pada manusia dan menimbulkan penyakit yang disebut primary amoebic meningoencephalitis.
Distribusi Geografik
Kasus primary amoebic meningoencephalitis telah dilaporkan terjadi di Amerika Serikat, Australia, Inggris, Belgia, Cekoslavia, Selandia Baru, India, Nigeria, Irlandia, Venezuela, Panama dan Papua Nugini. Belum ada penemuan penyakit ini di Indonesia.
Morfologi
Dikutib dari Buku Parasitologi Kedokteran karya Rosdiana Safar, Naegleria fowleri memiliki ciri morfologi berikut ini :
- Nukleolus besar dan jelas
- Trofozoit dengan pseudopodium besar
- Pergerakan aktif
- Membentuk stadium flagela
- Kista dengan dinding sat lapis
- Dinding kista tidak mempunyai lubang-lubang
- Tidak membentuk kista dalam Jaringan
Siklus Hidup Naegleria
Parasit ini berkembang biak dengan cara pembelahan diri dan membentuk stadium kista. Dapat juga berkembang biak saat stadium flagela saat ia berada di dalam air. Bentuk flagela ini menjadi trofozoit kembali sebelum enkistase.
Siklus hidup dari genus ini belum diketahui dengan jelas. Cara infeksi contoh hewan amoeba ini pada manusia diperkisakan melalui hidung waktu berenang pada air yang mengandung parasit atau waktu berwudu dengan air yang tercemar dengan parasit ini.
Gejala Klinis Infeksi Naegleria
Naegleria sp. menginfeksi manusia melalui mukosa hidung lalu menembus sekat kribriformis dan menembus ke jaringan otak dan memperbanyak diri pada jaringa kelabu otak.
Gejala klinis yang timbul adalah sakit kepala yang hebat di bagian frontal, demam, sakit tenggorokan dan hidung tersumbat yang diikuti dengan gejala gangguan istem susunan saraf pusat, seperti kaku kuduk dan gangguan pancaindra penciuman. Cairan serebrospinal menjadi purulen dan banyak mengandung sel darah merah dan Amoeba yang bergerak. Biasanya penderita akan meninggal dalam waktu 4 sampai 5 hari sejak timbulnya gejala. Menurut Cerva et al, 1968, interval waktu mulai dari penderia terinfeksi di kolam renang sampai hari kematian tidak lebih dari 7 hari.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan Amoeba dalam cairan serebrospinal yang berupa eksudat yang purulen. Pada autopsi, Amoeba dapat ditemukan dalam jaringan nekrotik dan amoeba dapat ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak dalam jaringan otak. Dalam jaringan hanya ditemukan stadium trofozoit dan tidak pernah ditemukan stadium kista.
Pengobatan
Pengobatan yang efektif untuk mengatasi infeksi Naegleria ini adalah dengan Amtoferisin B atau dapat juga diberi Sulfadiazine yang sudah sering digunakan sebagai obat untuk membunuh infeksi contoh hewan amoeba ini.
Metronidazol, emetin dan berbagai jenis antibiotik tidak efektif untuk pengobatan pada infeksi Naegleria.