Jangkrik merupakan suatu komoditas yang memiliki prospek cerah untuk di budidayakan. Permintaan akan jangkrik untuk dijadikan pakan burung dan ikan selalu meningkat setiap tahunnya. Budidaya jangkrik terdiri dari pemilihan bibit jangkrik untuk induk, penjodohan dan penelluran induk, penetasan telur dan pembesaran anak jangkrik.
Pemilihan Bibit Jangkrik Untuk Induk
Jangkrik untuk induk dapat diperoleh di alam bebas atau dapat membeli dari penangkar lain. Untuk memperoleh jangkrik yang dapat menjadi induk, penangkar harus dapat memilih jangkrik jantan dan betina yang baik dan sehat, serta benar benar sudah dewasa atau siap kawin. Adapun ciri ciri fisik jangkrik jantan dan betina yang telah dewasa adalah sebagai berikut.
Jangkrik Jantan
Ciri ciri fisik yang dimiliki oleh jangkrik jantan adalah sebagai berikut
- memiliki tubuh pendek dan besar
- memiliki sayap punggung kasar
- tidak memiliki ovipositor
Jangkrik Betina
Ciri ciri fisik yang dimiliki oleh jangkrik betina adalah sebagai berikut
- memiliki tubuh ramping dan panjang
- memiliki sayap punggung halus dan mengkilat
- memiliki ovipositor hitam kaku
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan calon induk untuk budidaya jangkrik adalah sebagai berikut
- Secara fisik jangkrik yang sehat dan kuat adalah gerakannya gesit dan jika disentuh atau dipegang akan meronta. Kelengkapan fisik seperti kaki, sungut (antena) dan jarum penyuntik telur (ovipositor) merupakan prioritas utama.
- Pilihlah jangkrik yang memiliki tubuh yang keras dan tidak lunak. Jika dipegang lemas, biasanya jangkrik tersebut gerakannya kurang gesit karena banyak mengandung cairan. Itu pertanda bahwa jangkrik tersebut tidak sehat atau bahkan hampir mati.
- Pilihlah jangkrik betina yang memiliki ovipositor utuh, berwarna hitam dan kaku. Jangan memilih jangkrik betina yang ovipositornya masih berwarna terang karena itu pertanda belum siap untuk dikawinkan.
- Berumur sekitar 60 – 80 hari dengan tanda sudah memiliki sayap yang sudah lengkap.
Perjodohan
Dalam usaha budidaya jangkrik, perjodohan dapat dilakukan di sebuah kotak yang cukup luas dan dapat memuat beberapa induk jangkrik jantan dan betina sekaligus. Kotak perjodohan tersebut sekaligus berfungsi sebagai kotak peneluran.
Selama proses penjodohan atau perkawinan, induk jangkrik harus diberi makan yang cukup. Jenis makanan yang disukai oleh jangkrik adalah daun daun muda yang banyak mengandung air sebagai pengganti minum. Misalnya kubis, sawi, kangkung, bayam, daun pepaya dll. Sedangkan jenis makanan yang berupa biji bijian seperti jagung, kacang hijau, kedelai dan beras merah dapat diberikan dalam bentuk tepung yang diolah secara khusus. Makanan jangkrik tersebut diletakkan di alam kotak sesuai dengan kebutuhan. Sisa sisa makanan harus segera disingkirkan setiap hari agar tidak membusuk di dalam kotak dan diganti dengan makanan yang baru.
Peneluran Jangkrik
Jangkrik betina bertelur secara bertahap dan menyimpan telur telurnya di beberapa tempat yang cocok dan aman dari serangan hama pemakan telur jangkrik. Seekor jangkrik betina dapat menghasilkan telur sebanyak 200 – 300 butir. Jika jangkrik betina bertelur dan semua telurnya habis dikeluarkan, maka tidak lama kemudian ia akan mati.
Dalam budidaya jangkrik, kita mengenal tiga macam metode peneluran jangkrik, yakni peneluran jangkrik dengan media pasir atau tanah, peneluran dengan media handuk atau kain kasa dan peneluran jangkrik secara konvensional.
Penetasan Telur Jangkrik
Telur jangkrik dalam kondisi normal di alam bebas sudah akan menetas menjadi nimfa (anak jangkrik) dalam jangka waktu 13 hari. Proses penetasan telur jangkrik sesungguhnya sangat sederhana karena telur jangkrik akan menetas bila media penetasan cukup lembap. Jika media penetasan terlalu basah atau kering, telur akan rusak. Dalam budidaya jangkrik dikenal beberapa cara menetaskan telur jangkrik yaitu dengan metode tebar benih, metode selimut, metode rendam dan metode konvensional.
Perawatan Jangkrik
Perawatan jangkrik yang utama adalah pemberian pakan yang cukup dan bergizi, kebersihan lingkungan kotak pemeliharaan dan menjaga kesegaran udara dalam kotak pemeliharaan sesuai dengan kehidupan jangkrik. Perlakuan dalam perawatan ini harus mengikuti daur hidup jangkrik, perlakuan saat anakan memasuki stadium nimfa (anakan) berbeda dengan perlakuan saat serangga ini berada di stadium dewasa. Pemeliharaan dan perawatan yang baik akan membuat usaha budidaya jangkrik anda sukses.
Perawatan Anak Jangkrik Umur 1 – 20 Hari
Masa perawatan anak jangkrik hingga umur 20 hari merupakan masa masa rawan di dalam budidaya jangkrik. Hal ini dikarenakan anak jangkrik yang baru menetas sampai pada usia kurang lebih 1 – 20 hari memiliki kondisi tubuh yang sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungan luar, misalnya pengaruh cuaca, makanan dan lingkungan di sekitarna. Anak anak jangkrik sampai kurang lebih umur satu minggu masih perlu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka yang baru. Oleh karena itu, kelembaban dan suhu udara di dalam kandang jangkrik harus dijaga agar sesuai dengan kebutuhan hidup anak anak jangkrik tersebut.
Makanan yang diberikan pada awal masa pertumbuhan harus lunak dan mudah dicerna, misalnya daun kubis muda, jagung muda dan kecambah kacang hijau. Makanan tersebut ditempatkan pada tempat yang mudah dipindah pindahkan dan mudah diambil untuk diganti dengan makanan yang baru tanpa mengganggu anak anak jangkrik tersebut. Tempat makan sebaiknya tidak pada satu tempat, tetapi di beberapa tempat secara merata. Jika ingin meletakkan tempat pakan pada salah satu tempat secara menetap, sebaiknya tempat makanan tersebut diletakkan di sudut sudut kandang. Keuntungan penempatan makanan di sudut sudut kandang adalah karena anak anak jangkrik dapat dengan mudah menemukan makanan karena mereka sering berkumpul di sudut sudut kandang.
Perawatan Anak Jangkrik Umur 21 – 40 Hari
Perbedaan pertumbuhan anak jangkrik pada usia 21 hari hingga 40 hari sudah mulai tampak jelas. Perbedaan besar kecilnya anak jangkrik tersebut dapat karena perbedaan waktu menetas. Anak jangkrik yang menetas pada hari pertama akan tampak lebih besar daripada anak jangkrik yang menetas pada hari kedua dan ketiga. Perbedaan besar kecilnya anak jangkrik dapat juga disebabkan oleh perbedaan dalam mengkonsumsi makanan. Anak jangkrik yang menetas pada hari pertama akan mengkonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan anak jangkrik yang menetas pada hari berikutnya.
Jangkrik berumur 21 – 40 hari mulai gemar makan aneka macam makanan. Misalnya, daun ketela, krokot, rumput gajah, daun kacang, kobis, sawi, jipang, umbi umbian, tepung biji bijian bahkan sisa makanan rumah tangga pun disantapnya. Oleh karena itu, anak jangkrik pada usia 21 – 40 hari dapat diberi makanan yang harganya murah dan mudah didapat. Namun, pemberian makanan yang mudah membusuk harus dilakukan hati hati karena makanan tersebut dapat menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, tempat pakan harus diberi alas agar mudah dijangkau dan dibersihkan setelah memberikan makanan yang mudah membusuk kepada anak jangkrik.
Pemberian makan dapat dilakukan setiap hari dengan jumlah yang cukup. Pemberian pakan sebaiknya juga dilakukan pada sore hari menjelang malam. Sisa sisa makanan harus segera dibersihkan dan diganti dengan makanan yang baru, segar dan sehat. Dengan demikian, anak anak jangkrik akan tumbuh lebih cepat dan sehat. Agar udara dalam kotak pembesaran dapat berganti dengan udara yang segar, tutup kotak dapat dibuka pada pagi selama kurang lebih 30 menit. Dengan demikian, anak jangkrik yang ada di dalam kotak dapat menikmati udara yang segar setiap hari.
Perawatan Jangkrik Dewasa
Memasuki masa dewasa, anak jangkrik akan mengalami beberapa kali pergantian kulit. Ia akan menaggalkan kulit luarnya dan berganti dengan kulit baru yang lebih sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Pada masa pergantian kulit ini merupakan masa yang sangat rawan dalam budidaya jangkrik, karena jangkrik dalam keadaan tidak bergerak dan lemah sehingga mudah dimangsa oleh temanna sendiri, terutama jika mereka kekurangan pakan.
Jangkrik yang telah berumur 41 – 80 hari sudah dapat dikategorikan sebagai jangkrik dewasa. Ciri ciri fisik pada jangkrik yang telah dewasa adalah tumbuhnya sayap pada punggungnya dan untuk jangkrik betina telah tampak jarum penyuntik telur pada ujung abdomen.
Kebutuhan pakan untuk jangkrik yang sudah dewasa lebih banyak dari pada jangkrik anakan. Jangkrik dewasa mengkonsumsi makanan untuk reproduksi sedangkan jangkrik anakan mengkonsumsi makanan untuk pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, pemberian makan untuk jangkrik dewasa harus ditingkatkan, baik jumlah, mutu maupun frekuensinya. Pemberian pakan yang cukup dan bergizi akan merangsang proses reproduksi berjalan lebih sempurna. Adapun jenis makanan yang dapat diberikan pada jangkrik dewasa adalah daun daunan yang banyak mengandung air, kacang kacangan, umbi umbian atau buah buahan. Misalnya, daun kubis, sawi, kangkung, janggel jagung, mentimun, gambas, kacang panjang, ketela, ubi jalar, wortel dan kecambah kacang hijau.
Itulah cara budidaya jangkrik lengkap, semoga artikel ini bermanfaat dan usaha anda dapat berlangsung secara sukses.